Suara Burung Hantu Celepuk

Suara Burung Hantu Celepuk

Jenis-Jenis Burung Hantu Celepuk

Ada beberapa jenis burung hantu celepuk yang dapat dijumpai di Indonesia.

Beberapa di antaranya bahkan dilindungi oleh undang-undang karena populasinya yang mulai langka.

Berikut jenis-jenis burung hantu celepuk yang bisa Moms temukan di Indonesia:

Selain itu, beberapa jenis burung hantu dapat dipelihara oleh petani karena memberikan manfaat dalam mengendalikan populasi tikus di area pertanian.

Saat ini, petani telah mengadopsi praktik memelihara burung hantu Serak jawa (Tyto alba) sebagai metode pengendalian hama tikus di lahan pertanian, lho.

Baca Juga: 10+ Sungai di Bali Terindah, Ide Seru Wisata Rafting!

Demikian penjelasan tentang burung hantu celepuk dan jenis-jenisnya di Indonesia. Semoga bermanfaat, ya!

Malam hari identik dengan suasana tenang, gelap, hening, dan menyeramkan. Kebanyakan makhluk hidup seperti manusia dan hewan juga mulai beristirahat saat malam menjelang. Namun tidak semuanya karena ada beberapa hewan yang justru mulai aktif pada malam hari. Salah satu diantaranya adalah Otus lempiji atau celepuk reban yang merupakan spesies burung hantu endemik Kepulauan Sunda.

Tubuhnya yang berwarna cokelat, matanya yang besar, dan sifat bulunya yang unik membuat burung ini sangat cocok sebagai hewan malam. Semua adaptasi yang ia miliki sangat berguna untuk bersembunyi, berkamuflase, dan mencari mangsa di gelapnya malam. Ia juga tergolong burung hantu yang menarik, karenanya kita akan mengulik beberapa hal tentang celepuk reban di artikel ini!

Ciri Umum Burung Hantu Celepuk

Berikut beberapa ciri umum burung hantu celepuk:

Baca Juga: Mengenal Jenis Ular Welang, Apakah Berbahaya Bagi Manusia?

Kapan Waktu yang Tepat Untuk Memberi Makan?

Pemberian makanan untuk burung hantu celepuk bisa dilakukan dua kali sehari pada waktu pagi dan malam hari atau sore dan malam hari. Untuk pagi harinya, anda bisa berikan pada jam 8 pagi atau setelah berjemur. Penjemuran burung hantu celepuk juga lebih baik dilakukan selama 30 menit saja. Untuk sore harinya bisa anda berikan pada pukul 5 atau 6 sore.

Jika anda memberinya makan pada sore dan malam hari, maka pastikan jarak pemberian makan keduanya tidak terlalu dekat. Hal ini bertujuan supaya proses pencernaannya dalam berjalan dengan baik dan makanan tersebut dapat dicerna dengan baik.

Apabila anda memberikan makanan burung hantu celepuk berupa burung puyuh atau emprit, bisa memberikan 1 sampai 2 ekor burung dalam sekali makan. Selama proses pemberian makanan, sebaiknya anda juga melakukan pengecekan terhadap perut si burung apakah sudah penuh atau belum. Jika sudah penuh, anda bisa hentikan pemberian makanan.

Pemberian makanan yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas pada burung hantu celepuk dan hal tersebut. Tentunya jika hal tersebut terjadi, akan berpengaruh buruk untuk kesehatannya. Burung hantu yang mengalami obesitas akan membuatnya malas untuk beraktivitas. Hal lain yang perlu anda perhatikan saat memberikan makanan adalah menghindari aktivitas lain sebelum makanan benar-benar tertelan.

Makanan yang belum tertelan dengan sempurna akan membuat burung hantu celepuk peliharaan anda tersedak. Selain itu, jika burung hantu peliharaan anda memuntahkan sesuatu dari mulutnya, anda tidak perlu khawatir. Memuntahkan makanan merupakan suatu hal wajar yang terjadi. Biasanya, yang dimuntahkan oleh burung hantu tersebt merupakan sisa makanan yang tidak bisa dicerna.

Setelah memberikan makanan burung hantu celepuk, jangan lupa untuk memberinya minuman dengan air putih yang segar. Minuman akan membantu proses pencernaan dan menjaga tubuh burung hantu celepuk agar tidak mudah dehidrasi. Kebersihan sangkarnya juga menjadi perhatian khusus saat memelihara burung hantu celepuk.

Sebab, burung ini tidak memiliki gigi, sehingga makanan yang anda berikan akan dicabik-cabik dengan paruhnya terlebih dahulu. Sisa makanan yang tidak dapat dicernanya (misalnya tulang) juga akan dimuntahkannya. Tentunya hal itu akan menyebabkan kandang sangkar burung peliharaan anda menjadi kotor seusai ia makan.

Itulah sedikit ulasan mengenai makanan burung hantu celepuk dan cara pemberiannya. Semoga sedikit tulisan dari saya ini bisa menambah wawasan anda dalam pemeliharaan burung hantu anda.

Belanja di App banyak untungnya:

Belanja di App banyak untungnya:

Belanja di App banyak untungnya:

Burung Hantu Celepuk Gunung memiliki nama latin Otus spilocephalus. Dikenal juga dengan nama Mountain Scops Owl. Merupakan spesies burung hantu berukuran kecil yang hidup di daerah hutan pegunungan.

Panjang tubuh celepuk gunung dewasa hanya sekitar 19 cm dengan sayap yang pendek dan tumpul serta bulu kecil yang menjulang mirip daun telinga. Rentang sayapnya sekitar 129 hingga 152 mm, panjang ekornya sekitar 65 hingga 89 mm, dan berat badan sekitar 53 hingga 112 gram.

Celepuk Gunung merupakan jenis burung nokturnal seperti kebanyakan spesies burung hantu lainnya. Mereka mulai aktif ketika senja tiba. Mereka sering berkeliaran di bagian jurang dalam dan mencari makan di wilayah terpadat di rerimbunan hutan.

Makanan utama celepuk gunung adalah serangga, seperti kumbang, ngengat serta serangga lainnya. Mereka menangkap mangsa selagi terbang di udara, atau memburu mangsa di permukaan tanah atau di kanopi hutan.

Musim kawin celepuk gunung berbeda-beda tergantung daerah penyebaran dan rasnya. Celepuk gunung ras utara kawin sekitar bulan Maret atau April hingga Juni. Celepuk gunung bersarang di dalam lubang pohon yang sudah mati, biasanya berukuran besar dan lubangnya terbentuk secara alami. Namun terkadang mereka juga menghuni bekas sarang burung pelatuk. Sarang celepuk gunung biasanya berada 1,5 hingga 7,5 m di atas permukaan tanah.

Celepuk gunung biasanya bertelur sebanyak 2 hingga 5 butir yang diletakkan langsung di permukaan rongga sarang tanpa merenovasinya terlebih dahulu. Si betina akan mengerami telur mereka sendirian, sementara si jantan akan memberikan suplai makanan bagi si betina.

Habitat celepuk gunung adalah di hutan lembab. Di Utara, burung hantu ini senang berada di iklim hutan cemara, pinus dan pohon chestnut. Sementara di Selatan mereka mendiami hutan hujan tropis. Mereka mendiami bagian paling bawah dari hutan yang sangat lebat, terutama hutan primer atau pinggirannya. Mereka hidup di daerah dengan ketinggian 600 – 2.600 m di atas permukaan laut. Namun kebanyakan hidup di daerah dengan ketinggian 1.200 m.

Daerah penyebaran celepuk gunung adalah di Pakistan, Nepal, dan Himalaya, di bagian Utara. India hingga Sikkim dan Burma, di bagian Selatan. China, Taiwan, Asia Selatan hingga Asia Tenggara, Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan, di bagian Tenggara.

Status konservasi celepuk gunung adalah “Resiko Rendah (LC)”. Sementara status perdagangan internasional celepuk gunung adalah “Appendix II”, dapat diperdagangkan dengan mengikuti peraturan tertentu.

Tren memelihara burung hantu memang semakin marak. Kini, burung hantu sudah bukan menjadi hewan yang tabu untuk dipelihara karena memang banyak orang yang memelihara burung eksotis ini. Jika Anda juga berminat memelihara burung hantu sebagai pemula, pilih saja burung hantu celepuk. Selain perawatannya mudah, harga burung hantu celepuk ini juga tergolong murah.

Walaupun perawatannya mudah, cara menjinakkan burung hantu celepuk sering dianggap sulit bagi sebagian orang. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan sebagai pemula jika ingin menjinakkan burung hantu celepuk:

Tiap individu punya suara yang unik dan berbeda dari individu lain

Celepuk reban mampu mengeluarkan suara dan suara ini biasanya digunakan untuk menandai wilayah kekuasaan. Tak hanya itu, karena adanya evolusi tiap individu juga punya suara yang khas dan berbeda dari individu lain, jelas Avibase. Hal ini sangat unik dan karena suaranya yang berbeda masing-masing individu dapat membedakan individu lain sehingga mereka tak akan macam-macam dan tidak akan berani masuk ke wilayah kekuasaan yang lain. Mungkin jika diibaratkan suara yang dimiliki cepeluk reban serupa dengan suara manusia yang mana tiap orang punya suara yang berbeda.

Hewan diurnal yang hidup di siang hari tentunya sangat berbeda dengan hewan nokturnal yang hidup di malam hari. Contohnya dapat terlihat pada celepuk reban yang mana ia punya bulu berwarna gelap, mata yang besar, mampu terbang tanpa bersuara, sampai punya suara yang berbeda tiap individunya. Burung-burung diurnal tidak memiliki hal tersebut. Namun perbedaan-perbedaan tersebut menunjukan kalau dunia satwa memiliki banyak hal luar biasa yang sangat menarik untuk diulik.

Baca Juga: Mengenal Kakapo, Burung Endemik Selandia Baru yang Terancam Punah

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Cara Pemberian Makanan Burung Hantu Celepuk

Di samping cara menyiapkan makanan, cara memberikan makanan juga perlu anda perhatikan. Ada tiga jenis cara yang bisa anda gunakan untuk memberi makan burung hantu celepuk peliharaan anda.

Cara pertama adalah dengan menyuapinya secara langsung, Cara ini akan lebih baik jika anda sudah memelihara burung tersebut sejak masih anakan.Burung hantu yang dipelihara sejak kecil akan lebih mudah jinak.

Cara yang kedua adalah dengan memanggil namanya dan cara ini bisa anda lakukan jika kedekatan anda dengan si burung hantu peliharaan sudah kuat. Kemudian, cara yang ketiga dengan memanfaatkan skill berburunya yang sudah dimiliki secara alamiah.

Pasalnya, burung hantu celepuk yang hidup di alam liar akan menangkap mangsanya dengan cara berburu. Cara ini pun bisa anda gunakan ketika anda memelihara burung hantu celepuk. Anda bisa meletakkan mangsa berupa tikus, burung, ikan, atau makanan burung hantu celepuk lainnya yang masih hidup di bawah kandang atau di tanah.

Kemudian, burung hantu tersebut dilepaskan untuk menangkap makanan yang sudah anda siapkan. Cara ini mungkin akan lebih baik jika anda lakukan di malam hari karena pada saat tersebut kondisi penglihatan burung hantu sedang tajam-tajamnya. Pemberian makanan dengan cara ini juga bisa melatih skill berburungnya meskipun sebagai burung peliharaan.

Hasil Pencarian Burung Hantu Celepuk Dewasa

Maaf, barangnya tidak ketemu

Coba cek lagi kata pencarianmu.

Burung hantu celepuk merupakan salah satu spesies burung yang banyak dijumpai di alam liar Indonesia. Di alam liar makanan burung hantu celepuk berupa serangga dan mamalia kecil. Karena perannya dalam memberantas hama serangga dan tikus yang ada di sawah, jenis burung ini dianggap sebagai sahabat bagi para petani.

Penggemar burung hantu celepuk juga cukup banyak terdapat di Indonesia. Ini dapat dibuktikan dari adanya pecinta burung hantu di berbagai kota besar di Indonesia. Hanya saja, anda perlu memastikan jenis burung hantu yang anda perlihara tidak termasuk spesies yang dilindungi.

Warna cokelat di tubuhnya berguna sebagai kamuflase

Salah satu ciri khas burung hantu yang ada di Indonesia adalah warnanya yang gelap dan mampu menyatu dengan daerah sekitar. Warna cokelat tua, cokelat muda, hitam, dan abu-abu jadi warna paling umum yang ditemukan pada burung hantu di Indonesia. Nah, hal ini juga berlaku bagi celepuk reban di mana ia punya ketiga warna tersebut. Matanya juga besar, kepalanya bulat, dan ia juga punya tanduk kecil di kepala yang sebenarnya hanyalah bulu yang terangkat.

Sekilas warna cokelat yang dimiliki celepuk reban memang biasa saja, namun sebenarnya warna yang ia miliki punya segudang kegunaan. Warna tersebut berguna sebagai kamuflase khususnya di malam hari. Ia bisa menyatu dengan pepohonan, dedaunan kering, sampai bebatuan yang akhirnya membuat burung ini sulit dideteksi oleh predator dan mangsa. Dengan hal ini celepuk reban bisa terbang, mengintai mangsa, dan bertengger dengan tenang tanpa merasa terancam.

Baca Juga: 5 Fakta Kinkajou, Mamalia Nokturnal yang Menggemaskan

Telurnya biasa disimpan di lubang-lubang pohon

Selain jadi tempat berkamuflase dan mencari makan ternyata pohon juga jadi tempat berkembang biak bagi celepuk reban. Melansir iNaturalist celepuk reban biasanya menaruh telurnya di lubang-lubang yang ada di pohon. Telurnya sendiri berjumlah satu sampai tiga butir. Namun sebelum siap dijadikan tempat inkubasi lubang-lubang yang ada di pohon juga dibuat menjadi sarang yang nyaman dengan ditambahkannya serat-serat tanaman atau tanaman kering di dalamnya.

Tanaman-tanaman tersebut berfungsi sebagai alas dan pengatur suhu alami sehingga telurnya tidak akan kepanasan atau kedinginan. Musim bertelurnya sendiri cukup lama, yaitu dimulai dari bulan Januari dan bisa terus berlangsung sampai bulan Juli. Pada musim bertelur atau musim kawin ini celepuk reban juga akan menjadi agresif. Ia tidak segan-segan untuk menyerang burung lain yang mengganggu atau mendekati sarangnya.

Dapat ditemukan di Kepulauan Sunda

Celepuk reban merupakan hewan endemik Kepulauan Sunda, karenanya jika kamu tinggal di Pulau Jawa dan Sumatra kemungkinan kamu pernah bertemu hewan ini. Namun tak hanya di Indonesia, ia juga bisa ditemukan di negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei. Sebagai hewan yang mendiami daerah Asia Tenggara hewan ini sangat suka hidup di daerah yang hangat, tertutup, dan punya curah hujan yang tinggi.

Dilansir Animalia, celepuk reban bisa menghuni beberapa tipe habitat, mulai dari hutan, area dekat air, sampai daerah pertanian. Bahkan tak jarang orang-orang di perkampungan atau pemukiman juga melihat burung ini bertengger di depan rumah, di pohon bambu, atau di halaman belakang. Hal ini tidak mengejutkan mengingat beberapa area pemukiman menyediakan makanan, tempat berkembang biak, dan tempat persembunyian yang nyaman.

Makanan Burung Hantu Celepuk di Alam Liar

Sebagai burung liar yang aktif di malam  hari, burung hantu celepuk memiliki makanan yang sangat beragam. Umumnya, makanan yang sering disantap oleh burung hantu celepuk di alam liar adalah serangga dan mamalia kecil. Walau begitu, terkadang burung hantu celepuk juga memakan ikan, burung kecil dan siput.

Karena makanannya yang sangat beragam, anda pun bisa memberikan makanan yang bervariasi untuk burung hantu celepuk peliharaan anda. Namun, pemberiannya juga tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Sebagai burung yang banyak dipelihara oleh masyarakat, cara merawatnya pun harus disesuaikan dengan kehidupannya di alam liar.

Memelihara burung liar tentu tidak lepas dari manning atau penjinakan, begitu pula dengan burung hantu celepuk. Agar lebih mudah untuk menjinakkan burung yang aktif di malam hari ini, sebaiknya anda memeliharanya sejak kecil. Dengan demikian, burung hantu peliharaan anda sudah mengenal anda sejak masih kecil dan lebih mudah untuk dijinakkan.